Belajar Branding Tidak Boleh Setengah-Setengah

Kapan harus belajar product branding dan kapan harus belajar personal branding?

 

Menurut Pak Bi, ternyata keduanya mesti dipelajari bersamaan.

 

Ada kasus dimana seseorang diminta untuk mem-branding usaha nasi goreng orang tuanya, sudah dibuatkan identitas visual, namun pada akhirnya yang dikenal tetap nasi goreng dengan embel-embel nama ayahnya di belakangnya, “Nasi Goreng Pak Met”.

 

Kenapa demikian?

 

Karena pelanggannya sudah terlanjur percaya pada nama besar ayahnya ketimbang nasi goreng dengan brandingnya yang baru. Nama ayahnya sudah menempel di benak pelanggan, walaupun tanpa logo.

 

Berarti dalam kasus ini yang lebih bagus justru personal brand-nya? Ya.

 

Namun ini tidak perlu dikhawatirkan sebenarnya, karena banyak brand-brand lain yang bernasib serupa, misalnya Gudeg Yu Djum, Ayam Ny. Suharti, atau Bebek Goreng Pak Slamet.

 

Ada lagi kasus lain yang menggunakan nama daerah/jalan untuk produk brandingnya, misalnya Bakmi Gajah Mada, Ketoprak Ciragil, Cireng Cipaganti, Gado-Gado Boplo, dan banyak lainnya.

 

Kasus ini tidak akan membuat mereka kehilangan pelanggannya. Tapi sebaiknya Anda sebagai pelaku bisnis perlu sekali untuk mempelajari keduanya (product branding dan personal branding) sekaligus.

 

Kenapa kasus ini terjadi?

 

Ini disebabkan karena Anda kurang aware membangun brand Anda.

 

“If you are not branding your self somebody else will brand you.

 

Jika bukan Anda yang mem-branding diri anda sendiri, maka orang lain yang akan mem-branding anda.

 

Cross Branding seperti ini telah Pak Bi kupas tuntas di Workshop “Branding Mie atau RI” untuk membantu meningkatkan bisnis Anda.

 

Pembahasan lebih detail dan mengambil langsung contoh Brand yang pernah ditangani Pak Bi secara langsung.

 

Semua sekaligus dibahas, mulai dari product branding, personal branding, city branding, hingga country branding.

 

Tenang saja, anda masih dapat mengikuti pembelajaran mengenai Cross Branding di sini.

Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor    : Budi Pranoto