subiakto.com. A-B testing dipakai buat mengetahui content mana yang disukai konsumen mana yang tidak. Positioning mana yang disukai konsumen mana yang tidak.
Dulu biasanya kita pakai FGD atau Fokus Group Discussion. Biasanya terdiri atas 8 group dari segmentasi calon pemebeli.
Hasil yang terpilih itu yang kita launch.
Itu biasanya buat client yang peragu. Hasilnya kita ‘melayani’ kebiasaan konsumen.
Kebetulan saya jarang bikin A-B test. Karena saya kebanyakan bekerjasama dengan client yang berani ‘menciptakan’ kebiasaan baru. Separti Kopiko ‘gantinya ngopi’, Indomie ‘seleraku’, Extra joss ‘Ini biangnya, buat apa botolnya’, mcD ‘Manalagi selain di McD’, Obat Nyamuk Tiga Roda ‘Nyamuk sini cuma takut Tiga Roda’, Polytron “TV Eropa, Harva Jepang”, dan banyak lagi.
Pas Kopiko coba coba FGD hasilnya ‘NO’. Permen gak bisa menggantikan kopi’. Untung kita jalan terus. Kalau kita ikut FGD anda gak kenal Kopiko. Bisa kok kita mengubah ritual orang.
Client yang baru? Daya mau kasih tahu. Sayangnya saya terikat NDA.
Bagi yang mau belajar Positioning tanpa A-B testing silahkan mendaftar di Workshop 8-9 Mei 2024 di Hotel Alana Solo.
Silahkan mendaftar di biolink @subiakto atau hubungi admin di 085223944575.
Sampai jumpa
Follow @subiakto buat belajar membuat Brand Positioning dan Tagline tanpa A-B testing
#brand
#branding
#brandpositioning
#shortcutbranding
#brandactivist
#businessproductivity