Jika ada suatu pelajaran yang diperoleh Pak Subiakto dari pengalamannya mengajar Branding UKM ke berbagai kota di seluruh Indonesia adalah masih banyak teman-teman UKM yang rancu mengartikan brand dengan packaging, logo, iklan, pamflet, dll.
Agar mudah dipahami, sederhananya Pak Bi bilang bayangkan diri kita, maka nama kita adalah merek. Dan wajah kita adalah logo. Artinya, seperti halnya wajah, logo adalah pengenal yang tidak ada kembarannya, dengan kata lain adalah unik.
Produk adalah tubuh kita dan apa yang dilakukan oleh tubuh kita. Bila kita memiliki talenta yang unik, kita berpotensi menjadi brand.
Jika teman-teman pernah ikut kelas Pak Subiakto maka teman-teman pasti ingat jika teori dasar Brand adalah ikatan emosi antara produk anda dengan konsumen. Maka jika kita aplikasikan teori ini ke diri kita, brand adalah hubungan emosi yang terbentuk karena talenta unik kita bermanfaat bagi komunitas kita.
Pembentukan brand sangat ditentukan oleh kesan pada pertemuan pertama. Karena itu tampilkan talenta unik anda pada pertemuan pertama.
Jadi yang membangun brand adalah kelakuan anda. Wajah adalah logo pengenal atas kelakuan anda, dan nama adalah merek yang diingat. Mudah kan?