Category: Branding

BISNIS KULINER DAN FAKTA DI BALIKNYA

Bisnis kuliner adalah bisnis yang erat kaitannya dengan emosional customer. Kenapa? Kata Leon Rappoport, “Eating is more a matter of the mind than it is the body.” Iya, makanan/minuman fungsinya kini bukan sekedar memenuhi kebutuhan perut untuk bisa kenyang, tapi memuaskan psikologis juga. Membangun customer loyalty bukan cuma tentang menawarkan makanan enak dan porsi besar

TIAP MASA, PUNYA MASALAH

Perekonomian suatu negara berfluktuasi sesuai dengan perubahan kondisi sosial, budaya, dan politik setiap tahunnya. Fluktuasi perekonomian sering disebut siklus bisnis, yang terdiri dari empat fase yaitu resesi, depresi, pemulihan dan booming  (Mankiw, et.al, 2013). Clayton (2001) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) belanja modal (capital expenditures), (2) penyesuaian inventaris (inventory adjustments),

RESESI ATAU CRISIS?

Begitu mendengar kata Resesi saya teringat peristiwa krismon 1997. Lah itu kan Krisis Moneter Pak Bi? Krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar melonjak drastis. Pemerintah saat itu menyebutnya Krismon. Tapi faktanya rupiah jadi langka dipasaran. Lah kalau gak ada uang dipasaran kan namanya resesi bukan? Gimana gak semua pengusaha panik tujuh keliling. Kopiko, Indomie, Extra

CUSTOMER PREFERENCE, Apa Itu?

Those who adapt, will survive. Ya, bisnis masa kini mesti lebih adaptif dan gesit, mesti cepat tanggap mengubah prospek jadi customer. Nggak cuma itu, kamu mesti selalu mengevaluasi se-efektif apa marketing campaign- mu. Jangan buang banyak waktu, energi, atau bahkan budget. Yang jelas, fokuslah sama customer-mu. Mereka prioritasmu. Yes, customers are the king. Mereka yang

CUSTOMER DRIVEN COMMUNICATION

Internet dan media sosial telah mengubah interaksi antara Brand dan Konsumen. Media sosial memberi peluang bagi konsumen untuk saling berbagi cerita dan pengalaman saat menggunakan produk atau layanan kepada sesama konsumen. Media sosial mendorong perubahan terhadap pendekatan marketing. Schogel (2009) memperkenalkan jenis “interactive marketing-communication” dengan membuat matriks hubungan antara interaksi “Brand-Customer” dan interaksi “diantara customer”,