“Brand is PERCEPTION or EMOTION, maintain by somebody other than you (customers), that describe the total EXPERIENCE of having relation with you.” – McNally and Speak.
Menciptakan brand di benak audiens bergantung dari bagaimana Anda melempar stimulan (branding) yang proper sesuai dengan apa yang menjadi goal dari bisnis Anda.
Ketika brand sudah berhasil tercipta, maka hal tersebut akan sulit lagi berubah dan diubah karena semua sudah menempel sebagai persepsi di benak orang, sudah tercipta ‘comfort zone’.
Anda bisa membuat brand sebanyak yang Anda mau, namun ini tentu saja bukanlah menciptakan pencitraan sesaat, melainkan akan melingkupi opini dan ekspektasi orang.
Contohnya, ketika mendengar nama Aqua, apa yang ada di benak Anda?
Kebanyakan orang mungkin akan menjawab “air minum”.
Meskipun kini merek air mineral yang dijual di pasaran tidak hanya Aqua, namanya membekas di pikiran orang banyak sebagai produk air mineral yang paling populer dan mungkin paling banyak digunakan.
Begitupun ketika Anda membuat strategi branding yang salah, brand yang tercipta di dalam persepsi orang pun akan salah. Ketika sudah salah, ini tidak mudah diubah. Apa lagi ketika menyangkut logo, merek, kemasan, tagline, dan sebagainya.
Inilah alasan kenapa Anda butuh full control pada umpan yang Anda lempar ke pelanggan, pun Anda bisa mengontrol arah pantulan bola yang ingin Anda tuju. EMOSI, PERSEPSI, REAKSI, INTUISI, maupun INSTING pelanggan terhadap produk Anda adalah seluruhnya kapasitas Anda untuk mengontrol.
Brand dalam kata lain diartikan sebagai identitas diri yang membedakan antar sesama baik manusia, produk, maupun tempat.
Sedangkan branding adalah sebuah kegiatan komunikasi, memperkuat, mempertahankan sebuah brand dalam rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Semua hal yang menyangkut identitas itu dibentuk dengan strategi dan ketika sudah terbentuk, itu bisa berlaku secara permanen, karena Anda sudah mengontrol emosi masyarakat.
Jadi, brand adalah pantulan yang tercipta dari stimulan yang Anda lempar untuk menetap dalam benak orang (branding).
Sudah menemukan perbedaannya?
Maka Anda harus berhati-hati menciptakan stimulan agar tercipta pantulan yang tepat sesuai dengan kontrol Anda akan stimulan yang dilemparkan tersebut.
Pembahasan ini selalu dikupas tuntas dalam Workshop Online Branding Marketing Selling bersama Pak Bi. Simak informasi lebih detailnya di akun instagram Pak Bi berikut ini.
Penulis : Nungki Mayangwangi Editor : Budi Pranoto