Jangan Asal Bikin Nama Brand

Anda pernah merasa bingung atau kesulitan ketika memberikan nama untuk bisnis Anda?

 

Ketika list nama yang sudah Anda susun sekian banya,  kemudian terdengar kurang relevan atau kurang cocok dan malah cenderung konyol, setelahnya Anda mesti balik lagi dari
awal membuat opsi nama-nama baru, ternyata melelahkan juga ya.

 

Membuat nama bisnis atau merek itu memang bukan perkara yang mudah. Butuh pemikiran kreatif dan strategis demi tercipta ide cemerlang, karena nama bisnis itu harus dibuat dengan strategi.


Pada kenyataannya, nama bisnis yang dilatarbelakangi story tertentu terbukti bisa menciptakan koneksi yang lebih baik dengan audiens. Tapi sebaiknya Anda juga jangan bikin nama yang terlalu kompleks dan rumit, karena justru nama yang kuat lahir dari ejaan yang mudah diucapkan dan enak didengar.


Less is more. Semakin simpel semakin kuat maknanya, semakin menempel juga di benak orang.


Tapi ini bukan berarti nama yang dipilih terlalu simpel dan cenderung cheesy, karena nama mesti punya filosofi dan sarat makna, diambil berdasarkan pemikiran yang panjang. Dan lagi, nama-nama yang rumit, sulit dieja, apalagi panjang, akan menjadi blunder tersendiri bagi pemilik bisnis karena customer akan lebih susah ketika searching nama tersebut secara online.


Ada sebuah penelitian yang dilakukan Prezi, 80% customer cenderung melupakan branded content setelah 3 hari. Dari sini Anda bisa simpulkan sendiri, sebaiknya Anda membuat nama yang cukup mudah diingat agar memudahkan customer untuk mengingat keberadaan Anda. Contoh: Indomie, Kopiko, McDonald’s, Amazon, Alibaba, Google.

They’re simple, catchy, yet meaningful.


Nama yang bagus bukan berarti sama dengan nama yang sulit dieja agar terlihat keren. Easy to spell, easy to listen, and easy to remember.

Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor  : Budi Pranoto