Ketika pak Bi mengatakan bahwa “Memproduksi konten sama pentingnya dengan memproduksi produk”.
“Salah pap” kata mas Dion “Di Era sosmed ini memproduksi KONTEN LEBIH PENTING dari memproduksi produknya” lihat di IGTV @subiakto
Sudah barang tentu jawaban mas Dion mengejutkan saya.
“Alasannya?” Tanya saya selanjutnya.
“Gini pap. Konsumen Millenial itu mager. Hidupnya dihabiskan di layar 5 inci smartphonenya. The 1st encounter atau pertemuan pertama dengan produk tidak lagi secara physik tetapi lewat layar 5 Inchinya itu. Ya lewat content” jawab mas Dion lagi
“Jadi kualitas tampilan konten menjadi sangat penting. Tampilan visualnya maupun audionya. Harus sama kualitasnya dengan produksi iklan-iklan kita jaman broadcast dulu” tambahnya
“Malah menggarap konten harus lebih detail dari iklan dan film layar lebar. Karena orang nonton film layar lebar cuma sekali. Nonton film iklan cuma pas lagi campaign. Setelah itu hilang. Tapi kalau konten stays forever sebagai jejak digital” tambah mas Dion lagi
Ups. Bener juga sih.
Mata saya jadi terbuka. Iya ya. Konten bakal meninggalkan jejak digital selamanya.
Kan bisa dihapus pak Bi?
Kalau sudah terlanjur di share atau direpost dan viral gimana cara ngapusnya coba?
UKM sih barangkali gak terlalu bermasalah karena baru membangun reputasi.
Untuk menghindari hal ini terjadi sebaiknya perusahaan tidak merekrut team digital “asterada” (asal terang gambar ada) yang mengandalkan alat canggih tanpa ilmu cinematography.
Ikutan workshop Online Magnet Branding tanggal 27-28 Feb dan 1 Mart 2023. Boleh tanya sepuasnya.