Pak Bi kerap mengulas ini berulang-ulang dalam unggahan media sosial atau workshop-nya. Kenapa mesti berulang-ulang? Karena memang masih banyak sekali di antara kita yang miss understanding alias salah kaprah soal ini.
Well indeed, logo bukan brand. Dua kata benda ini berlainan arti dan makna.
Logo adalah bagian dari identitas secara visual, yang sesungguhnya adalah “iceberg” dari Branding, alias yang terlihat di permukaan. Sifatnya fisik.
Sementara Brand adalah PERSEPSI. Definisinya lebih ke sisi psikologis, karena tidak bermain di visual namun di ranah emosional manusia.
“Brand is what people say about your business behind your back.”
Brand adalah tentang apa yang dikatakan audiens, tentang value yang menempel di benak mereka.
Brand adalah hasil dari cara Anda berkomunikasi, hasil dari cara Anda menyampaikan call to action, hasil dari strategi/stimulan yang Anda lemparkan, dan tentu salah satunya hasil dari logo yang dibuat. Karena logo sendiri justru adalah salah satu alat branding untuk membangun brand.
Kembali lagi ke statement bahwa branding = stimulan, brand = pantulan. Nah, logo adalah bagian dari puzzle di dalam branding. Hasilnya adalah brand alias persepsi/value/nilai yang lahir di benak audiens.