Semua pelaku usaha mengharapkan profit dalam jangka panjang untuk menjaga keberlangsungan bisnis mereka. Oleh sebab itu, setiap pelaku usaha berupaya menyusun strategi “sustainable advantage”, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Namun, prakteknya keunggulan kompetitif hanya bisa bertahan sampai pesaing meniru keunggulan tersebut atau pesaing menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Pasar monopolistik yang mengandalkan differensiasi sebagai keunggulan kompetitif dalam waktu singkat dapat berubah menjadi pasar persaingan sempurna. Pesaing dengan cepat dapat meniru keunggulan yang telah ada bahkan menawarkan keunggulan yang lebih baik. Persaingan yang ketat dan cepat membuat pasar monopolistik menjadi hyper-competition.
Hyper-competition merupakan persaingan antar pelaku usaha yang berlangsung cepat dengan intensitas tinggi sehingga competitive advantage yang dimiliki perusahaan dengan cepat menjadi usang karena adanya pergerakan kompetisi dari pesaing maupun perusahaan itu sendiri.
Oleh sebab itu, D’Aveni (1994) menawarkan pendekatan strategi yang merupakan serangkaian langkah kompetitif yang disebut “dynamic strategic interactions.” Kompetisi yang dinamis akan terjadi pada empat arena, yakni: persaingan harga dan kualitas (cost & quality), persaingan timing dan know-how, persaingan dan penciptaan strongholds dan persaingan deep pockets (D’Aveni, 1994).
Dalam pandangan D’Aveni (1994), strategi yang tepat bagi perusahaan di era hyper-competition, bukan menciptakan competitive advantage tapi menciptakan “creative destruction” terhadap keunggulan kompetitif pesaing. Upaya ini untuk menciptakan new market category yang membuat perusahaan keluar dari persaingan dan menjadi satu-satunya di kategori tersebut.
Lebih lanjut, Pak Bi menyampaikan pada hyper-competition, pelaku usaha dapat keluar dari persaingan tanpa mengubah produk tapi cukup membuat pesaing tidak relevan di benak konsumen.
Bagi pelaku usaha ingin keluar dari hyper-competition dengan Brand Disrupsi, silahkan untuk mengikuti serial workshop “Branding Marketing Selling”, “Magnet Branding” dan “Brand Distruption”
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang