Pelajaran Berharga dari Steve Jobs

Steve Jobs. Siapa yang tidak merasa familiar dengan nama yang satu ini? Dialah tokoh di balik kesuksesan brand Apple. Makanya nama ini jadi saling identik satu sama lain.

 

Menurut Forbes.com, kunci sukses Steve Jobs adalah bagaimana ia memprioritaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Steve Jobs tidak ingin mengawali semuanya dengan marketing campaign atau teknologi, melainkan dengan sisi manusianya.

 

“Saya tidak pernah mengandalkan market research. Tugas saya justru menemukan apa yg mereka akan butuhkan, bahkan sebelum mereka menyadarinya. Kita harus bisa membaca pikiran mereka yang paling dalam tentang sesuatu yg belum ada,” katanya dalam suatu kesempatan. Menarik, bukan?

 

Menurutnya, orang tidak akan tahu apa yang mereka mau hingga Anda menunjukkan sesuatu kepada mereka. Bukankah pikiran seperti ini butuh insting dan analisis yang jenius? Ini sama halnya dengan mampu menerka apa yang berada di pikiran terdalam manusia.

 

Kejeniusannya yang lain adalah mindset-nya tentang “nekad”. Katanya, kita tidak harus mengandalkan product development, alias berkutat pada jenis produk yang serupa, tapi justru kita perlu menantang diri sendiri alias nekad untuk membuat produk yang berbeda dari sebelumnya.

 

Ingat iPod? iPhone? Kedua produk ini sukses di pasaran berkat keberanian Steve Jobs dalam menciptakan produk. IPod adalah music player, sementara iPhone adalah ponsel pintar. Kategorinya berbeda.

 

“The first battle is to make people feel something,” ujarnya. Ketika ia mengeluarkan produk, konsumen akan dihadapkan dengan opsi suka atau tidak suka. Produknya sukses, atau produknya gagal sekalian. Different is better than slightly better. Ia memilih untuk berbeda sekalian, dibanding cuma “sedikit lebih keren”. Dan untuk menembus status quo, kita mesti stand out, membuat orang suka atau benci sekalian. Kuncinya adalah building upon your most memorable points of DIFFERENTIATION.

 

Steve Jobs si penyuka tantangan. Baginya, gambling adalah sebuah keseruan tersendiri. Tapi dengan mindset-nya ini, ia sukses membuat LEGACY.

 

Bagaimana menurut Anda?

Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor    : Budi Pranoto