Product Centric VS Customer Centric

Marketing 1.0 adalah era saat semuanya berawal. Ini adalah era product-centric, era dimana yang diutamakan adalah produk dan fitur-fiturnya secara fungsional.


Di era ini, produk diproduksi secara massal, saat para business owner mengandalkan jaringan dan relasi untuk memasarkan produk mereka.


Masalahnya berkutat di bagaimana ‘memindahkan’ produk ke pembeli, dengan cara menyoroti fitur/keunggulan produk dengan harga terjangkau, dan komunikasi pemasarannya adalah melalui identitas produknya sendiri.


Fokusnya meliputi 4 hal ini :


PRODUCT
Ini tentang “apa” yang Anda jual. Produk atau jasa seperti apa yang bakal Anda tawarkan ke audiens?

PRICE
Bagaimana cara menentukan harga jual dan margin yang sesuai?

PLACE
Dimana dan bagaimana alur distribusi produk Anda?

PROMOTION
Bagaimana cara Anda menjual produk? Lewat SPG, event, diskon, atau iklan?


Singkat kata, di arena marketing 1.0 ini belum ada riset mendalam tentang habit customer,karena yang jadi prioritas adalah produk tersebut laris terjual, bukan tentang memenuhi ekspektasi customer dengan segala keinginannya secara emosional.


Lantas, apa bedanya product-centric dan customer-centric?


Salah satu produk yang aktivitas marketingnya sudah beralih dari product-centric ke customer-centric adalah jam tangan. Dulu, iklan jam tangan akan banyak menyoroti setiap inovasi secara fungsional.


Saat ini, yang kita lihat adalah jam tangan dengan fitur yang memprioritaskan kesehatan, kebugaran, dan kenyamanan customer. Tidak lagi menyoroti atribut teknis produknya.


Ya, jam tangan masa kini memang tidak hanya tentang penunjuk waktu, tapi tentang mengukur detak jantung, menghitung berapa banyak langkah kaki Anda, dan menghitung kalori yang terbakar.

Apapun fitur lebih menekankan deeper emotional approach.


‘Smart customers deserve smart watch.’
Itu benang merah dari iklan jam tangan masa kini.


Dengan perumpaan di atas, sudahkah Anda menemukan letak perbedaannya yang menimbulkan perubahan signifikan terhadap customer demand?

Penulis : Nungki Mayangwangi
Editor    : Budi Pranoto