Topik Branding itu menarik. Ada banyak versi interpretasinya. Ada banyak “mazhab” yang mendefinisikannya.
Ada yang nyebut Branding itu merek, disisi lain ada juga yang bilang Branding itu logo.
Ada yang memahami Branding itu bikin desain kemasan yang ciamik. Sementara ada juga yang memahami Branding itu harus pasang baliho segede gaban di jalan-jalan utama.
Coach anu bilang Branding itu belakangan, setelah punya uang, yang penting marketing dan selling dulu aja.
Sementara Mentor anu bilang kalo Branding itu bisa dilakukan berbarengan dengan selling dan marketing, yaitu melalui iklan.
Sudah pusing sampai sini?
Wajar kalo bingung mau ikut pendapat yang mana. Ga salah juga kalo ga tau pendapat mana yang benar.
Pendapat-pendapat yang berbeda di atas adalah penggambaran yang tepat bagaimana kebanyakan orang memahami branding. Hanya melihat dari satu sisi, tidak secara holistik.
So, untuk memahami Branding yang tepat, butuh pemahaman dan sudut pandang yang holistik. Gimana caranya? Ya belajar pada orang yang tepat dong!
Beliau bukan pakar yang berteori segala macam. Beliau praktisi yang dari praktik riilnya selama 50 tahun menghasilkan banyak karya nyata. Catat ya, KARYA NYATA! Bukan cuma Teori!
“Mana lagi… selain di McD…” “Kopiko, Gantinya Ngopi.” “Indomie… Seleraku…”
Tagline dan jingle yang saya sebut di atas adalah sebagian kecil masterpiece karya beliau. Tagline (dan juga jingle) adalah satu bagian dari 15 langkah Brand Plan yang diajarkan oleh Pak Bi.
Diluaran sana banyak yang mengaku pakar atau praktisi Branding, tapi Pak Subiakto CUMA SATU!
Saya udah belajar dan merasakan bener manfaat nyata dari apa yang diajarkan oleh Pak Bi untuk bisnis dan Brand saya, masa kamu ngga?