Berawal dari buku Jesper Kunde berjudul ‘Corporate Religion’ pada tahun 2006, Pak Subiakto Priosoedarsono atau lebih akrab disapa Pak Bi mengenal istilah ‘Brand Heaven’. Brand Heaven (Surganya Brand) di sini dimaksudkan kepada suatu keadaan di mana sebuah Brand sudah melampaui ujian-ujian ‘duniawi’.
Sebuah brand yang sudah mencapai Brand Heaven pasti laku dijual tanpa melihat apapun jenis produknya. Beberapa produk yang sudah masuk dalam Brand Heaven menurut Pak Bi antara lain adalah Harley Davidson, Apple, Hello Kitty, Mickey Mouse, dan masih banyak lagi. Mengapa demikian? Karena brand-brand tersebut memiliki makna yg tinggi bagi konsumen atau komunitasnya.
Karena itu dalam beberapa kesempatan Pak Bi mendefinisikan “Brand = Nama + Makna”.
Bicara surga brand kita bisa mengacu pada ajaran Islam. Tidak perlu buku-buku branding dari barat. Mengapa? Agama Islam mengajarkan mengapa setiap individu Muslim dan Muslimah harus menjadi brand sebelum masuk ke surga.
Seorang Muslim dan Muslimah masuk surga karena ditemani oleh AMALAN-AMALAN selama hidup di dunia. Nah amalan-amalan itu adalah suatu ACTION yang memberi manfaat bagi komunitas kita. Yang kelak bermakna bagi mereka.
Dari komunitas kecil yang bernama keluarga hingga komunitas besar yang disebut umat/bangsa. Komunitas di sekitar kita ada keluarga, tetangga/teman, kelompok panutan, kelompok sosial, suku dan bangsa.
Dalam komunitas keluarga, nama kita pun bisa diuji apakah sudah menjadi brand atau belum. Apabila nama seorang ayah begitu bermakna bagi putra-putrinya maka mereka akan melekatkan nama ayah di belakang nama mereka.
Pak Bi bersyukur ke-3 anaknya melekatkan beliau sebagai nama belakang Tya Subiakto Dion Subiakto dan Sati Subiakto, semoga bermakna.
Dalam komunitas yang lebih luas pun Pak Bi berusaha mambangun makna dengan menyebarkan ilmu/karya yg bermanfaat. Dalam ajaran Islam, menyebar manfaat itu disebut dalam satu kata, SODAQOH.
Anda bisa ber-sodaqoh dalam bentuk apapun. Segelas air, Sepiring nasi, Sebuah nasehat, Sebaris ayat, bahkan nyawa sekalipun. Sodaqoh anda adalah brand anda. Bagi wiraswasta UKM, bisa berupa produk, layanan, senyuman atau keakraban.
Bagi UKM warungan, bisa jadi produk anda biasa-biasa aja. Tapi keakraban anda dengan pelanggan bisa membangun brand.
Manfaat yang kuat menjadi makna bagi komunitasnya. Manfaat yang kuat dibangun berdasarkan KOMPETENSI. Pesantren yang dibangun Ustadz Yusuf Mansur lebih bermakna daripada dibangun oleh politisi dalam rangka pencitraan. Mengapa? Karena pesantren masuk dalam area KOMPETENSI seorang ustadz, yang dalam hal ini Ustadz Yusuf Mansur.
Pak Bi mengistilahkan ACTION as a PROMOTION. Kalau manfaat yang anda pilih kuat maka branding anda tidak perlu iklan. Branding yang kuat adalah branding yg dibangun berdasarkan KOMPETENSI.
Brand bisa juga dibangun berdasarkan value-added. Kita kenal dengan pencitraan atau popularitas. Brand yang dibangun oleh popularitas, kelak akan kesulitan ketika dituntut KOMPETENSI-nya. Politisi yang menjadi populer karena membangun pesantren akan kesulitan ketika diminta memimpin khataman Al Quran.
KOMPETENSI adalah sebuah KOMITMEN dari sebuah brand untuk men-deliver manfaat bagi masyarakat. Karena itu pilihlah brand yg memiliki KOMPETENSI kalau tidak mau kecewa di kemudian hari.
Sebagai penutup, sudahkah anda memiliki nilai tambah berdasarkan kompetensi anda? Dan yang terpenting juga adalah aksi anda menebar manfaat adalah proses anda membangun brand anda sebelum ditentukan apakah brand anda akan masuk ke surga brand atau neraka brand. Selamat membangun brand!