Desainer packaging itu haruslah seorang Super Salesman karena packaging itu ‘Silent Salesman’. Ia menjual dalam diam ketika marketing mix sudah sama. Copywriter dan art director iklan TV itu harus Super Salesman karena waktu yang tersedia cuma 30 detik, opening sales 3 detik dan clossing sales 3 detik.
Copywriter dan art director iklan Billboard itu harus super Salesman karena rata-rata waktu membaca penumpang mobil hanya 7 detik. Buzzer di Twitter juga harus Super Salesman karena Twitter Ads cuma diberi jatah 140 huruf. Coach / trainer juga harus Super Salesman karena membuat orang yang tadinya tidak bisa menjadi bisa dalam sehari ibarat sihir.
Seorang penyanyi juga harus Super Salesman karena harus ‘menjual’ lagunya lewat suara tanpa punya kesempatan tatap muka dengan pembelinya. Bahkan seorang ustadz juga harus Super Salesman karena harus menyampaikan kebenaran yang hakiki kepada umat, misalnya @ustadzhilman.
Intinya, semua orang harus menjadi Super Salesman untuk bisa sukses. Bagaimana caranya? Apa ada jurus-jurusnya? Apakah kemampuan itu bisa dipelajari? Jawabannya: tergantung seberapa kuat mental Anda menghadapi penolakan.
Bakat Super Salesman sudah terlihat sejak kegigihan kencan di malam minggu. 70% pria gugur pada penolakan wanita pada kencan malam minggu pertama. 20% pria sisanya gugur pada penolakan ketiga dari wanita saat ia mengajaknya kencan. Dan hanya 10% yang tetap gigih mengajak wanita kencan.
Teknik Closing Sales
Standar saya NO sampai dengan 8 kali penolakan. No pertama sampai dengan 5 biasanya karena belum paham-paham. No keenam dan ketujuh biasanya serius. No ke 8 dia harus pikir-pikir. Karena itu, sebelum mulai langkah pendekatan, siapkan skenario 8 langkah menuju clossing sales. Lalu tinggalkan pola salesman kuno, yaitu ‘YES and BUT’. Gunakan ‘Yes and On my 2nd thought’ sehingga bisa saja kita menciptakan kata-kata bersayap.
Pola Yes and BUT, membuat Anda berseberangan dengan klien dan masuk dalam argumen. “You win the argument you lose the sales”. Pola Yes and BUT kuno ini membuat Anda terkesan ngeyel. Iya kok ada tapinya. Fokus Anda berpindah dari clossing sales ke debat.
Selain itu, ada lagi teknik yang cukup jitu. Yakni “Give him enough rope to hang him self”. Modalnya sabar. Teknik “Give him enough rope to hang him self” menuntut konsentrasi. Biarkan klien yang banyak berbicara tentang produk kita atau apapun. Nanti, jika saatnya tepat, kita cegat di tikungan.
Ada lagi teknik “Guilty Feelings”. Jangan cemberut kalau klien datang telat. Makin lama dia terlambat akan semakin sukses. Teknik “Guilty Feelings” ini sederhana sekali. Jika Anda seorang sales, datanglah 30 menit lebih awal dari klien.
Walaupun klien datang tepat waktu, karena kita datang 30 menit lebih awal dari waktu perjanjian, di alam bawah sadarnya, klien merasa bahwa ia telat. Ia akan berkata dalam hatinya “Maaf saya telat” dan akhirnya alam bawah sadarnya akan mengkompensasi keterlambatannya tersebut dengan membeli produk kita. Atau setidaknya, peluang closing sales kita semakin tinggi.
Demikianlah pengantar tentang sales dan beberapa tekniknya. Semoga bermanfaat.