Tag: BRAND DISRUPTION

JANGAN SEMBARANGAN BILANG DISRUPTION

subiakto.com. Kalau gak tau persyaratannya. Disruption diperlukan kalau persaingan sudah banting bantingan harga. Hyper competition. Ini persyaratan utama. Richard D Aveny bilang ada 7 langkah yang harus dilakukan yang dibagi jadi 3 bagian. Diantaranya “change the rule of competition”. Rubah kondisi persaingan dipasar. Menurut Jean Marie Dru penemu teori Disruption ada 3 langkah penting antaranya “change

WORKSHOP OFFLINE EKSKLUSIF BRAND DISRUPTION BEKALI PESERTA DENGAN ILMU DISRUPSI

Pada Selasa, 20 Desember 2022, Workshop Offline Eksklusif Brand Disruption diadakan di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan. Sayangnya, Pak Bi berhalangan hadir karena kondisi kesehatan yang mengharuskan beliau dirawat di rumah sakit, sehingga Dion Subiakto mengisi materi seharian penuh. Peserta Brand Disruption datang dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek, Solo, Semarang, hingga Balikpapan dan

KASISOLUSI X PAK BI: GIMANA SIH CARANYA BUAT PRODUK YANG SULIT DILAWAN KOMPETITOR?

Baru-baru ini, Pak Bi kembali menjadi bintang tamu di podcast Kasisolusi, yang dipandu oleh founder dan CEO Kasisolusi Deryansha. Dalam episode yang tayang pada 12 Desember ini, Pak Bi membahas bagaimana sih caranya membuat produk? Pak Bi mengatakan kalau beliau kerap kali mendapat pertanyaan, “Pak, saya bagusnya bisnis apa ya?” yang biasanya dijawab dengan, “Harus

UKM PERLU MELAKUKAN DISRUPTION LHO. NGGAK PERCAYA?

Baru-baru ini, Pak Bi baru saja bertanya di Instagramnya: Siapa bilang UKM nggak perlu ilmu disruption? Pak Bi memulai penjelasannya dengan menyebutkan sebuah karakteristik yang umum ditemukan di antara UKM, yaitu membuat produk yang sedang ngetrend. Karena yang membuat produk ngetrend tersebut juga banyak, akibatnya lebih banyak supply daripada demand atau permintaan yang berujung pada

APA GUNANYA BRANDING? Temukan jawabannya di Workshop Offline Brand Disruption, 20 Desember 2022

Mungkin Anda masih suka bertanya-tanya, “Apa sih gunanya branding?” hingga saat ini. Kalau Anda mem-follow akun-akun motivasional maupun marketing atau branding di media sosial, ada sebuah kutipan yang cukup populer meskipun tak diketahui siapa yang pertama kali mencetuskannya: Rolex sells status, not watches (Rolex menjual status, bukan jam tangan). Supreme sells scarcity, not clothing (Supreme