Tag: Pak Bi

MEMENUHI UNDANGAN KULIAH UMUM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI FISIP DI UPN JOGYAKARTA

subiakto.com. Tiba tiba seseorang WA bu @dwitasoewarno memperkenalkan diri sebagai Edwi dari UPN Jogja. “Bersediakah Pak Bi memberikan kuliah umum buat mahasiswa S2-S1-para dosen UPN. Jumlah pesertanya 200an” Mengacu pada keprihatinan saya dengan literasi anak jaman NOW saya langsung jawab “BERSEDIA”. Berangkatlah saya ke Jogja. Disana saya bertemu manusia-manusia kuat dari UPN, para alumni BBB, alumni UGM.

BRAND DILIHAT DARI KACAMATA MARKETING DAN KACAMATA BRANDING

subiakto.com. Gak salah sih karena prosesnya memang gitu. Wajar kalau salah kaprah. Awalnya orang cuma kenal proses ‘SELLING’ yang hanya berbicara ttg PRODUK dan HARGA gara gara kita mengenal perdagangan pasar traditional. Disitu para pedagang adu bagus-bagusan produk dan murah-murahan harga. Karena dibutuhkan kelengkapan DISTRIBUSI dan PROMOSI maka lahirlah MARKETING melengkapi konsep SELLING. Dalam prosesnya

LHA MEMANG BISNIS ITU AWALNYA YA ‘SELLING’. TRANSAKSI. JUAL BELI

subiakto.com. Evolusi Selling, Marketing dan Branding Sebelum 1900 : Era Neo Classic Economy – Membahas bisnis sebagai aktivitas transaksi ekonomi secara umum. – Aspek transaksi hanya fokus kepada price, quantity, dan cost. Faktor lain dianggap Ceteris Paribus. – ⁠Masih fokus mempercepat aktivitas transaksi dengan pendekatan SELLING. 1900 – 1920 : Era FONDASI Marketing – Pertama

MASIH BANYAK YANG BELUM TAHU BEDANYA AGENCY IKLAN DAN AGENCY BRAND.

subiakto.com. Pengertian iklan disini ‘Iklan Tactical’ yang mengiklankan kelebihan produk atau bermacam program dengan tujuan Awarenes. Ini biasanya short term jadi kontrak jangka pendek dan boleh diperlakukan sebagai ‘vendor’ yang ditawar semurah mungkin. Pengertian Brand adalah Iklan Thematic yang “Maknanya sekali lihat buat selamanya diingat” tidak hanya awareness tapi menciptakan LOOP – Lifestyle Of Our Product

MASIH BANYAK YANG MELIHAT ‘BRAND’ DARI KACAMATA MARKETING

Maka melihat ‘Brand’ sebatas merek, logo atau packaging. Memang buat kacamata marketing brand ya sebatas itu. Pada tahun 1980 an saya melihat perubahan minat konsumen memandang produk bukan lagi produk tetapi ‘Value of the product’. Berdasarkan itu saya mulai bikin tagline seperti “Sakura Film ‘Rancak bana”, Ligna “Kalau sudah duduk lupa berdiri”, Polytron TV “The