Perekonomian suatu negara berfluktuasi sesuai dengan perubahan kondisi sosial, budaya, dan politik setiap tahunnya. Fluktuasi perekonomian sering disebut siklus bisnis, yang terdiri dari empat fase yaitu resesi, depresi, pemulihan dan booming (Mankiw, et.al, 2013). Clayton (2001) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) belanja modal (capital expenditures), (2) penyesuaian inventaris (inventory adjustments), (3) inovasi dan imitasi, (4) faktor moneter (misalnya terkait kebijakan suku bunga dan uang beredar) dan (5) external shocks, misalnya perang dan bencana alam (termasuk penyebaran wabah seperti yang terjadi pada tahun 2020 pandemi Covid-19).
Tahun 2020 yang semestinya menjadi tahun pemulihan ekonomi, mendadak menjadi tantangan berat dengan terjadinya perang Rusia-Ukraina. Perang ini diperkirakan memicu terjadinya krisis energi di eropa yang selama ini bergantung terhadap pasokan gas dari Rusia. Selain itu, perang ini memberi pengaruh terhadap supply chain sektor pangan yang berpotensi memicu krisis pangan dunia. Situasi ini berpotensi mendorong terjadinya inflasi global yang menyebabkan tinggi harga barang-barang kebutuhan pokok. Oleh sebab itu, IMF memperkirakan tahun 2023 menjadi “the cost-of living crisis.”
Meskipun dunia berada diambang resesi. Namun, menurut Schumpeter (1939), perkembangan ekonomi terjadi melalui proses siklis dan setiap gangguan pada siklis membawa perkembangan sehingga fluktuasi siklus dan depresi bukanlah penghalang bagi pertumbuhan ekonomi. Lebih lanjut, depresi tidak selalu merupakan indikator kegagalan atau kehancuran ekonomi, namun merupakan cara alamiah ekonomi berkembang dan tumbuh (Schumpeter, 1939).
Oleh sebab itu, Schumpeter menyebutkan pembangunan ekonomi membutuhkan entrepreneur yang melakukan inovasi pada sektor industri dan perdagangan. Inovasi terdiri dari: (a) produk, (b) metode produksi, (c) pasar, (d) sumber pasokan bahan mentah dan (e) organisasi dalam industri yang menciptakan monopoli. Kombinasi antara produk, metode produksi, pasar, sumber bahan baku dan organisasi yang baru akan menciptakan produk baru yang tidak ada pesaing sehingga penentuan harga sesuai dengan prinsip monopoli dan menghasilkan laba yang mendorong pembangunan ekonomi.
Selain itu, Pak Bi menambahkan pelaku usaha harus mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi setiap harinya. Oleh sebab itu, hal yang terpenting relevan mengikuti perubahan yang terjadi, baik karena adanya perubahan makroekonomi, teknologi dan perilaku konsumen. Bagi pelaku usaha yang mau relevan agar selalu mengikuti perubahan yang terjadi setiap hari, termasuk kesiapan menghadapi inflasi global yang diperkirakan terjadi di tahun 2023.
Salah satu cara untuk tetap relevan dengan selalu mengupdate pengetahuan dan wawasan untuk menghadapi inflasi global yang diperkirakan terjadi di tahun 2023 dengan mengikuti Workshop “Exit Games 2023” yang akan diselenggarakan tanggal 21 November 2022. Untuk Pendaftaran ada di biolink @subiakto atau www.linktr.ee/subiakto atau WA ke Admin kami dengan Pak Kasim di 085223944575.
Workshop “Exit Games 2023” akan mengulas cara melejit di masa resesi dengan memahami perubahan struktur pasar, cara menghadapi resesi, langkah operasional perusahaan dan cara memvaluasi nilai perusahaan.
Ini saatnya Indonesia “Membumbui Dunia dengan Brand Made in Indonesia”
Kreasi Anak Bangsa, Cita rasa untuk Dunia
Cita Rasa Dunia … Indonesia
Silakan subcribe channel Youtube pak Subiakto di Subiakto Official untuk mendapatkan inspirasi dan insight dalam membangun bisnis yang sustainable dan profitable.
Penulis: JF Sebayang