Kurang lebih satu tahun yang lalu, BizGuideBCA mengadakan diskusi bisnis online lewat Facebook dengan mengundang Pak Subiakto atau yang lebih akrab disapa Pak Bi sebagai nara sumber. Diskusi bisnis online tersebut bertajuk “UKM Sukses Tanpa Iklan? Dengan Branding Bisa!”
Berikut beberapa poin kunci dari hasil diskusi bisnis online BizGuideBCA, peserta diskusi, dan Pak Bi.
Pak Bi mengingatkan para peserta yang jumlahnya mencapai 200 lebih di diskusi online BizGuideBCA tersebut bahwa jumlah UKM di Indonesia sangat tinggi persisnya ada 56.539.558 pelaku UKM di Indonesia yang terdiri dari UKM Mikro, UKM Kecil, UKM Menengah dan UKM Besar.
UKM Mikro jumlahnya 55.856.175 (99.8%) menyerap tenaga kerja sebesar 99.859.517 orang atau rata-rata 1.7 orang/UKM. UKM Kecil jumlahnya 629.418 (1.1%) menyerap tenaga kerja sebesar 4.535.970 atau rata-rata 7.2 orang per UKM. UKM Menengah jumlahnya 48.997 (0.1%) menyerap tenaga kerja sebesar 3.262.023 atau rata-rata 66.5 orang per UKM. UKM Besar jumlahnya 4.968 (0.01%) menyerap tenaga kerja sebesar 3.150.645 atau rata-rata 634.1 orang per UKM.
Maka bisa dibayangkan besarnya lapangan kerja yang tercipta berkat UKM, baik itu dari UKM Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar. Maka tidak heran jika UKM menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Tidak ambruk kala diterpa krisis tahun 1998.
Terkait daya saing produk UKM, menurut Pak Bi rata-rata produk UKM yang mampu bersaing dengan brand luar adalah yang sudah memiliki Brand yang kuat, kebanyakan ada pada pelaku UKM Menengah dan Besar. Namun tetap tidak semua UKM Menengah dan Besar ‘sudah siap’ bersaing dengan Brand/produk luar. Hanya mereka yang konsisten membangun Brand.
Dalam proses awal membangun Brand, sejatinya lahirnya Brand diawali ‘PENGALAMAN PERTAMA’ yang berkesan. Artinya ada interaksi antara produk dengan konsumen. Jadi untuk konsisten menjaga Brand, pelaku UKM harus konsisten menghadirkan ‘PENGALAMAN PERTAMA’ pada setiap pembelian.
Lalu apakah UKM bisa sukses tanpa iklan? Atau apakah Branding bisa dilakukan tanpa iklan? Jawabannya Bisa! Menurut Pak Bi yang telah menangani banyak pembuatan iklan produk-produk ternama di Indonesia, pada dasarnya Iklan hanya membangun ‘KESAN PERTAMA’. Sementara Branding butuh ‘PENGALAMAN PERTAMA’. Tidak sekedar kesan pertama.
Ada yang percaya Brand bisa dibangun lewat iklan dengan ‘KESAN PERTAMA’. Masuk akal sih karena Brand itu adanya dalam persepsi. Pak Bi menegaskan bahwa ‘KESAN PERTAMA’ tetap seakan-akan, bukan sesungguhnya. Sampai konsumen mendapat ‘PENGALAMAN PERTAMA’. Karena itu Iklan berfungsi mengundang calon konsumen UNTUK berinteraksi dgn produk dan mendapat ‘PENGALAMAN PERTAMA’.
Setelah berinteraksi dan konsumen memiliki ‘PENGALAMAN PERTAMA’ yang baik maka mulai terbentuklah BRAND di otak konsumen. Yang harus dilakukan oleh pelaku UKM adalah menjaga agar pengalaman kedua sama indahnya dengan ‘PENGALAMAN PERTAMA’.
Karena Branding diawali dari ‘PENGALAMAN PERTAMA’ maka seluruh biaya dikonsentrasikan untuk menciptakan ‘PENGALAMAN PERTAMA’. Misal, UKM kuliner harus fokus pada ‘GIGITAN PERTAMA’. Renyahnya? Pulennya? Intinya adakah magic yang menciptakan kejutan bagi konsumen.
Kalau PENGALAMAN PERTAMA sudah berkesan maka Word Of Mouth (WOM) akan beredar di Media Sosial. Tidak perlu menyediakan budget promosi yang berlebihan.
Untuk Branding perusahaan jasa, menurut pengalaman Pak Bi kuncinya adalah 5F. Fokus, Fast, Flexible, Fun, dan Friendly.
Pak Bi juga mengingatkan bila rasa aman, diterima dalam kelompok sosial, harga diri dan Jati diri TIDAK dibutuhkan oleh produk anda maka anda TIDAK perlu BRAND. Karena BRAND dibutuhkan oleh anda yang peduli akan loyalitas konsumen terhadap produk anda. Begitu juga ikatan emosi yang tercipta dengan produk anda. Karena ikatan emosi itulah yang pada akhirnya akan menciptakan ‘Repeat Purchase’ untuk produk anda.