Pada Selasa, 20 Desember 2022, Workshop Offline Eksklusif Brand Disruption diadakan di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan. Sayangnya, Pak Bi berhalangan hadir karena kondisi kesehatan yang mengharuskan beliau dirawat di rumah sakit, sehingga Dion Subiakto mengisi materi seharian penuh.
Peserta Brand Disruption datang dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek, Solo, Semarang, hingga Balikpapan dan Tidore. Peserta yang baru datang menikmati sarapan pagi quiche lorraine dan choux sambil berkenalan satu sama lain, sebelum mendengar sambutan dari Kasim.
Sebelum materi pertama dimulai, para peserta mengenalkan diri serta profesi atau bisnis masing-masing. Dion membuka materi dengan apa itu disruption, dilanjutkan dengan beberapa jenis disruption seperti digital disruption karena perkembangan teknologi; millennial disruption, yaitu disrupsi karena perilaku konsumsi yang berubah antar generasi konsumen; serta pandemic disruption, yaitu disrupsi akibat pandemi.
Tepat pada pukul 12 siang, para peserta menikmati makan siang Chinese food dengan makanan pembuka berupa beragam salad serta dessert aneka buah dan cake mini. Sambil menyantap hidangan, banyak juga yang sambil berbincang tentang materi maupun brand mereka.
Setelah makan siang, Pak Bi sempat menyapa para peserta Brand Disruption dari rumah sakit melalui Zoom serta memberikan sedikit materi tentang disruption. Beliau berharap dapat kembali mengajar workshop secara offline, dan rencananya dalam waktu dekat akan mengadakan sesi bersama para peserta secara online ketika sudah sehat kembali.
Lanjut ke materi workshop, Dion menjelaskan bagaimana caranya mendisrupsi pesaing di pasar yang kian kompetitif. Tak hanya itu, ada juga penjelasan mengenai jenis-jenis disruption yang dikemukakan oleh pakar-pakar advertising dan marketing dunia, seperti Disruptive Innovation oleh Clayton Christensen, Disruptive Innovation in Hyper-Competitive Era oleh Richard D’Aveni, dan Changing Market Convention oleh Jean-Marie Dru, dengan contoh Airbnb dan Gojek.
Kisera dan Burger Qebul merupakan contoh UKM yang Pak Bi anggap sukses mendisrupsi pasar, dan pemilik kedua brand tersebut diundang untuk menceritakan kisah suksesnya di workshop ini.
Teh Ina, pemilik brand Kisera dari Bandung menceritakan tentang pengalamannya mendisrupsi pasar dengan ciri khasnya, yaitu inovasi kerudung 4 in 1. Kisera mewakili Disruptive Innovation in Hyper-Competitive Era.
Founder Burger Qebul Agus Yunanto menceritakan pengalamannya mendisrupsi pasar setelah mengubah konsepnya menjadi “Firewood Burger Specialist,” di mana patties burger dibakar di atas grill menggunakan arang dari kayu bakar lengkap dengan tungku yang dibangun khusus. Burger Qebul adalah contoh dari Disruptive Innovation.
Di sela-sela materi, peserta menikmati camilan sore berupa Flourless Chocolate Cake, Warm Cinnamon Apple Crumble Pudding, dan Prawn Chicken Jiaozi dan juga berfoto bersama dengan Dion di area swimming pool Ritz-Carlton PP.
Terakhir adalah Brand Disruption menurut Pak Bi sendiri, dengan contoh brand-brand yang beliau tangani, yaitu Kopiko dengan strategi “satu tahun mendisrupsi, 32 tahun memonopoli” dan Indomie, “Indonesiana yang satu tahun mendisrupsi, 20 tahun memonopoli.” Setelah sesi Q&A dan sharing terakhir, semua peserta dibagikan buku Rezeki Diantar oleh Mas Mono dan juga kerudung Kisera.
Terima kasih kepada semua peserta Brand Disruption yang telah hadir, sampai jumpa di workshop Bisa Bikin Brand berikutnya!
Penulis: Nadia VH